Pengkhotbah 1:1-18
Segala Sesuatu Adalah Kesia-siaan
1:1
1:2 “Kesia-siaan atas segala kesia-siaan,” kata Pengkhotbah, “Kesia-siaan atas segala kesia-siaan! Semuanya adalah kesia-siaan.”
1:3 Apa untungnya semua kerja keras manusia, yang diusahakannya di bawah matahari?
1:4 Satu generasi pergi, dan generasi lain datang, tetapi bumi tetap selama-lamanya.
1:5 Matahari terbit, matahari terbenam, lalu terengah-engah kembali ke tempat ia terbit di sana.
1:6 Angin bertiup ke selatan, lalu berputar ke utara. Angin bertiup berputar-putar, lalu kembali ke peredarannya.
1:7 Segala sungai mengalir ke laut, tetapi laut tidak pernah penuh. Ke tempat sungai-sungai itu mengalir, ke sanalah mereka mengalir kembali.
1:8 Segala sesuatu melelahkan; tidak ada manusia yang sanggup mengatakannya. Mata tidak pernah puas melihat, begitu juga telinga tidak pernah penuh mendengar.
1:9 Sesuatu yang pernah ada, itulah yang akan ada lagi. Sesuatu yang telah diperbuat, itulah yang akan diperbuat lagi. Tidak ada sesuatu yang baru di bawah matahari.
1:10 Adakah sesuatu yang tentangnya dikatakan, “Lihat, ini baru”? Itu sudah ada sejak dahulu kala sebelum kita ada.
1:11 Tidak ada kenangan tentang hal-hal terdahulu, dan tidak akan ada kenangan tentang hal-hal yang akan datang pada orang-orang yang akan ada kelak.
Mengejar Hikmat Adalah Kesia-siaan
1:12
1:13 Aku menetapkan hatiku untuk menyelidiki dan mencari-cari dengan hikmat segala sesuatu yang dilakukan di bawah langit. Itulah tugas menyulitkan yang Allah berikan kepada anak-anak manusia untuk menyibukkan mereka.
1:14 Aku telah melihat semua yang dilakukan di bawah matahari, dan lihatlah, semuanya adalah kesia-siaan dan usaha mengejar angin.
1:15 Yang bengkok tidak dapat diluruskan, dan yang kurang tidak dapat dihitung.
1:16 Aku berbicara dalam hatiku, dan berkata, “Aku telah menumbuhkan dan menambahkan hikmat melebihi semua orang yang memerintah Yerusalem sebelum aku. Hatiku telah melihat hikmat serta pengetahuan yang besar.”
1:17 Aku menetapkan hatiku untuk mengetahui hikmat dan pengetahuan, kebodohan dan kebebalan. Aku mengerti bahwa ini pun usaha mengejar angin.
1:18 Sebab, dengan banyak hikmat, ada banyak kesusahan, dan dia yang memperbanyak pengetahuan memperbanyak kesengsaraan.